Reuni Emas SMANDEL

Jam 05:30 Lucy sudah mengirim sms menanyakan sudah bangun atau belum, aku bilang aja sebentar lagi mau jalan padahal harus mandi dulu, menyetrika baju hitam seragam dinas lapangannya SMANDEL 81. Di mobil ada baju, celana dan sandal jepit Ko Ameng, baju hitam, 3 buah sarung kotak-kotak, laptop, kaos kaki, dan sepatu sementara aku hanya mengenakan blue jeans, kaos merah dan sandal gunung karena pagi-pagi AC di Balai Sudirman belum nyala pasti.

Ke rumah Lucy ngambil 4 karpet dan 3 bingkai foto yang segede gajah, barengan Lucy ke Balai Sudirman, disini sudah menunggu suster Rosana dengan aneka tanamam untuk menghias booth yang akan dinilai pukul 07:30 demikian kata ketua panitianya, saat itu booth yang lain masih pada berantakan, walaupun hanya menduduki posisi ketiga kami tetap bangga karena 2 posisi teratas diisi oleh booth yang pukul 07:30 masih kosong.

Meskipun nama Reuni Emas SMANDEL atas usulanku, rasanya nama tersebut agak berat untuk disandang karena sound-systemnya sedikit mejen kata orang yang suka main petasan, tata panggung yang terkesan tidak terlalu megah, tata lampu yang agak sedikit kurang ramai, ditambah lampu ruangan yang sedikit diredupkan seolah sedang melaksanakan program penghematan energi, juga permainan multimedia yang tidak terlalu canggih, ngadat, padahal baru sebuah foto Festival 8 ditayangkan, mungkin gara-gara foto yang menampilkan diriku saat khitanan masal yang jadi penyebabnya, setelah itu aku kurang memperhatikan.

Usaha panitia mendatangkan alumni patut dipuji, buku Reuni Emas SMANDEL yang oke punya apalagi jika dilengkapi dengan susunan acara, konsumsipun nyaris sempurna.

Angkatan 81 yang memasang mosaik pertama F8 dengan melakukan khitanan pertama, angkatanku juga yang memasang mosaik terakhir F8 dengan mempersembahkan 3 lagu yang direncanakan bersama Saskia dan Hitrow, sayangnya baru satu lagu sudah dihentikan karena panggung mau rubuh, stage manager berkata.

Setelah itu the lapansatu bercengkrama-ria di Goku, alamak aku tidak bisa ikut karena laptop ditunggu Karra di rumah, sebelumnya nganter perlengkapan ke rumah Lucy berhujan-ria, ditambah menunggu yang cukup lama karena pembantunya salah buka pintu garasi, maklum garasinya kan ada 2.

Secara keseluruhan reuninya bagus, bolehlah 2 acungan jempol untuk penyemangat, bukan acungan jempol terbalik tentunya.

Reuni Emas SMANDEL http://reuni-emas.blogspot.com/

Tardigras

Jam 6 pagi nganterin Karra ke lapangan Madya di Senayan yang disewa anak Tarq untuk pagelaran mereka yang berjudul Tardigras, setelah itu pulang lagi ke rumah yang nun jauh disana.

Sore bersama Inka dan Karris kami kembali Tardigras untuk menonton marching band Tarq yang terkenal itu, sayangnya niat tidak kesampaian karena macet banget mulai dari Gatot Subroto sebab secara bersamaan ada pameran komputer, tanaman dan beberapa pameran yang lain di kawasan Senayan, pakirnya aja dapatnya dekat istora, hujan lagi mana payung hanya bawa sebiji yang cuman bisa dipakai Inka dan Karris.

Setelah agak reda aku menuju lokasi, hampir jam 19:00 sudah walaupun acaranya telah dimulai sejak jam 13:00, melihat museum yang isinya karya seni anak Tarq, setelah itu nonton peragaan busana Smitha Anjani dkk, the Sigit, Fariz RM, Maliq dan pamuncaknya Naif, ditutup dengan firework ala anak SMA.

Secara keseluruhan bagus banget, acara yang oke punya, sound-system, panggungnya megah, tata lampu, permainan multi medianya, buku acara, tempat makan juga banyak, dan yang unik ada komet diputar dan beberapa permainan ala pasar malam. Memang temanya festival yang mirip dengan Mardigras di negeri sono.

Acungan 2 jempol untuk penyelenggara walaupun aku harus pulang menunggu Karra dulu yang jadi panitia, sampai rumah jam 24:30 artinya sudah hari berikutnya saudara-saudara.