Total Pageviews

Wednesday, March 31, 2010

Janjian di Citos, kawan yang ditunggu nggak nongol-nongol, ketiduran kali ya ...?
31 March at 23:11 Only friends · Comment ·LikeUnlike · View feedback (5)Hide feedback (5)
Mpok Nurachmi Yunus niccch aku nongol bang chormen..... pa kbar bang...!!
31 March at 23:32 · Willem Teddy Usmany Nich...., gw jg nongol...!!!
01 April at 00:28 · Chormen Omen Ya ... akunya udah tidur
01 April at 07:22 · Nila Ajaahh kalo janjian jgn ngajak tidur dong ?? yg ditunggu tidur...yg menunggu tidur....
01 April at 13:25 · Chormen Omen Namanya juga janjian tidur
01 April at 16:18 ·
Laporan pajak selesai ....
31 March at 13:25 Only friends · Comment ·LikeUnlike · View feedback (5)Hide feedback (5)
Chairul Firmansyah ,, Jangan sampe Lebih Bayar ya Boss...
Hehehehe...
31 March at 14:01 · Datuk Arnov klo lebih ya kirm aj ke acc. makan rame2...hihihi
31 March at 14:41 · Chormen Omen Yang ada aku ngepasin gaji sesuai setoran pajak, setoran pajak dulu baru itung gaji kak kak kak
31 March at 15:27 · Oma Aleesha Miri Desaluna Taat pajak jg nih bung chormen,,,;)
‎​‎​​​ĤÏ☺ĥÏ☺ĥÏ☺ĥÏ☺ĥÏ☺
31 March at 15:40 · Chormen Omen Buat taat tapi .... terpaksa
31 March at 16:26 ·

Tuesday, March 30, 2010

Pagi ini seperti biasa manasin mobil, pintu belakang terbuka lalu tertutup Karra naik biasanya langsung tidur. Mobil berangkat sampai pos satpam Inka the istri telpon, "Men, kamu dimana? Kok Karra ditinggal!". Untung bawa hape kalau nggak sampai sekolah balik lagi jemput Karra
30 March at 14:35 Only friends · Comment ·LikeUnlike · View feedback (8)Hide feedback (8)
Ahmad Solichin Lutfiyanto Faktor usia gak bisa dibohongin boss...
30 March at 14:40 · Chormen Omen Bukan! Faktor laporan pajak penyebabnya
30 March at 14:50 · Era Maria Retno He he untung Karra ga knapa2 ya & mbak Inka ga marah,,smoga stres yg dialami krn mbuat laporan pjak tidak mmbuat qt cpat pikun ya,,salam pd kel
30 March at 15:36 · Ida Harahap jangan ngeles dunk Men....udah pasti faktor U penyebabnya. ye gaak?? ngaku deeh..!!
30 March at 21:23 · Chormen Omen Iya deh kakak2 yang sudah berumur
31 March at 01:56 · Inka Lestari suami yang ceroboh...:))
31 March at 05:31 · Sarasati Hadisumarto hahahahahhaha aku ngakak bacanyaaa lucu banget ahhhh mau dongg dianterin ke sekolah ini aku nyetir sndiri bayar parkir sedolar tiap hari blarghhhh
31 March at 13:42 · Chormen Omen Kuliahnya di Universitas Citayem aja bayar parkir pake dolar ha ha ha juga
31 March at 15:29 ·

Saturday, March 13, 2010

Ada Kelik di RSUD Mekar Sari

Selepas makan siang aku menuju rumah sakit Mekar Sari, tempat Kelik dirawat, disana kujumpai istri dan anak pertama dan ketiga Kelik, Nafi dan Ata.

Pernyataan bahwa keluarganya tidak memperhatikan Kelik tidak sepenuhnya benar, terbukti Kelik dibawa ke rumah sakit oleh adiknya bernama Dodot, uang muka perawatan juga diberikan oleh adiknya. Namun ada tindakan Kelik yang membuat marah Dodot yaitu mengijinkan anaknya datang ke rumah sakit, ikut masuk ke ruang isolasi 1 tempat Kelik dirawat.

Kemarahan Didot kemarin sangat beralasan, akupun mendukung, setelah kuketahui dari suster bahwa Kelik menderita TB paru-paru. Dengan seijin Kelik aku membawa Nafi dan Ata pulang ke Jatimulya karena berada di ruang perawatan tidak baik untuk kesehatan mereka.

Aku ceritakan hal ini kepada Rosana yang tengah berencana memberi tabung oksigen 1 m3. “Loh katanya bronchitis akut?” begitu salah satu komentarnya.

Amanah Aria berupa uang aku berikan kepada Kelik yang dapat meringankan biaya pengobatan atau keperluan mendesak.

Aku juga menyampaikan amanah Ade Khalifah untuk menyiapkan dukumen yang dibutuhkan untuk menyekolahkan Nine, anak ketiga, secara gratis di pondok pesantren setingat SD milik salah satu yayasan PLN di Tambun semacam boarding school yang dikelolah kawan akrab Ade. Kelik dan istri sangat setuju, semoga rencana ini berhasil, amin.

Istri Kelik tadi sungguh bersemangat bercerita bahwa dia telah mencoba berjualan sayur di depan rumah dengan modal 200 ribu rupiah, dan laku. Rencana kedepan istrinya selain berdagang sayur juga akan berdagang minuman untuk memperoleh nafkah. ternyata istrinya bisa diandalkan juga ya?. Aku berpesan agar bantuan kawan-kawan disisihkan untuk tambahan modal berusaha. Bukankah kita lebih mememberikan kail daripada ikan!. Semoga saja keluarga ini bisa mandiri, amin.

Sunday, March 7, 2010

Budi Wiyono Pingsan

Pukul 20an Budi menghubungiku, "Men, anak-anak (kawan-kawan red) gue tungguin pada nggak dateng ya?". Aku katakan mungkin mereka lagi sibuk, akupun menawarkan untuk menelpon rumah Budi dalam rangka menghemat pulsanya.

Kuhubungi berkali-kali tetapi tidak ada yang menyahut, mungkin saluran telepon itu sudah terputus, lantas kuhubungi selulernya, yang mengangkat Nafi, putra tertua yang duduk di kelas 1 smp, "Om, bapak pingsan lagi!". Apa? Pingsan lagi?.

Aku coba hubungi Restu untuk menceritakan kejadian ini, "Apa kita ke rumahnya aja ya?" respon positif Restu yang turut khawatir karena Budi belum mengenal tetangga, malam hari dan anaknya masih kecil-kecil.

Singkatnya malam itu kami berkunjung ke rumah baru Budi, "Kalau perlu dibawa ke rumah sakit, kita bawa aja ke rumah sakit!", ajak Restu ketika kami dalam perjalanan.

Di rumah ini Budi dan keluarga, 6 kepala, menempati sebuah kamar ukuran 2 x 3 meter, sebuah ranjang queen size, lemari dan perangkat komputer yang terlihat belum pernah dioperasikan lagi, tabung oksigen dan selembar kasur menyesaki kamar itu. Keluarga besar ini tidak tinggal sendiri, rupanya kakak tiri Budi, perempuan, bersama keluarganya juga pindah kesini, kalau tak salah hitung 5 kepala. Ada sisi positif kalau ada apa-apa dengan Budi, keluarga kakak tirinya bisa bertindak.

Budi mengaku tidak pingsan hanya saja kondisinya lemah sekali, selama kami menemani Budi hanya terbaring tak berdaya. Daging yang membungkus tulangnya tipis sekali, sudah tidak berlemak bahkan mungkin sudah tidak berprotein, kelihatan tua banget. Tiba-tiba Budi memanggil Nafi untuk memasangkan peralatan oksigen, diatur dengan pengeluaran sebesar 3,5 liter permenit, dengan kondisi seperti itu sebuah tabung hanya bertahan sekitar 3-4 jam. Budi hanya memakai sebentar untuk menghemat isi tabung. Tabung tersebut setiap hari diisi ulang di Rawa Semut oleh sang istri dengan ongkos kendaraan umum yang cukup lumayan.

Seingatku ide dasar berdirinya Dana Sosial adalah meminjamkan peralatan medis dari inventaris kepada kawan yang membutuhkan, almarhum Tati pernah merasakan manfaatnya. Tinggal membeli 2 tabung oksigen, Budi bisa juga merasakan manfaatnya, paling nggak sang istri tidak harus setiap hari mengisi ulang. Oh iya, rasanya regulator oksigen kita bahkan pernah dipinjamkan ke angkatan lain, untuk perawatan Danar angkatan 80. Kalau angkatan lain saja kita urusi, masa sih angkatan kita sendiri tidak?.Selain itu Budi membutuhkan kursi roda.

Ayo Mahendra sang Ketua Dana Sosial turun tangan, kami yakin kalau sang ketuanya turun tangan semuanya pasti beres, kita tidak bisa bilang lagi "Belandanya masih jauh", karena orang yang di Belanda aja sudah turun tangan!.

Setengah sepuluh malam kami pulang, dan terus mendoakan semoga kawan kita lekas sembuh. Sebelumnya Restu meninggalkan nomor selulernya kepada Nafi, siap untuk dihubungi kapan saja.

About Me

My photo
Mau tau tentang the O. Caranya gampang. Ketik REG the O kirim ke 08 81 Anda akan mendapatkan aktifitas keseharian saya. Oh, iya sms yang anda terima langsung dari hp saya Untuk berhenti berlangganan Ketik UNREG the O kirim ke 08 81