Total Pageviews

Saturday, January 31, 2009

Speedy

Hari ini internet gratis dari speedy mulai pukul 20:00 sampai 08:00 berakhir, waduh sudah tidak bisa bermain fesbuk lagi nih.

Beli telpon Smart seharga 333 ribu yang dapat kuota berinternet 2 GB per bulan, mudah-mudahan saja bisa menolong.

Mengantar Karris untuk memeriahkan Tarsat Cup di Bulungan. Malamnya dijemput jam sembilanan, sampai rumah dia segera tidur karena kelelahan

Friday, January 30, 2009

Ditinggal istri

Pulang dari mengantar anak-anak di jalan tol tiba-tiba macet sekali dan terlihat kepulan asap hitam dikejauhan, rupanya mobil kijang terbakar di KM 11 dekat pintu tol Bekasi Barat di arah menuju Jakarta.

Api masih membakar mobil tersebut yang agaknya akan menyisakan bagian kendaraan yang tidak bisa terbakar.

Sejak sore hari aku ditinggal istri yang sedang berkumpul dengan teman SMAnya, sementara Karra merayakan ulang tahun temannya di Tomodachi. Mereka sampai rumah pukul 23:30

Berikut komentar di fesbuk

Chormen ditinggal istri ................. 18:24 - Comment - Show Comments (9)Hide Comments (9)

Luckman Djaya at 21:02, on 30 January.
hik .. hik .. hik ..

Chormen Omen at 21:11, on 30 January.
Terima kasih atas simpatinya

Luckman Djaya at 21:14, on 30 January.
semalem doang kan?

Chormen Omen at 21:16, on 30 January.
Nggak juga sebentar lagi juga pulang reunian

Luckman Djaya at 21:20, on 30 January.
Weleh..segitunya aja udah mau mewek ...

Chormen Omen at 21:36, on 30 January.
Gue nggak bilang mewek kok

Inka Lestari at 09:15, on 31 January.
malah seneng kaleee...bisa main fb teruus..ga da yang ganggu.

Luckman Djaya at 09:23, on 31 January.
hi ... hi ... hi .. kamu ketauan ...

Chormen Omen at 11:33, on 31 January.
ha ha ha juga

Thursday, January 29, 2009

Tarzan Kota

Rencana mau bertemu dengan Firman E80 di Condet. Dari SKF tinggal masuk tol JORR keluar di Pasar Rebo.

Berhubung belum pernah kesana aku tanya pegawai Sri Bramantio, eh memberi petunjuknya salah. Tanya Firman, eh malah meminta rekannya untuk memanduku yang ternyata salah. Akhirya makin menjauh dari sasaran. Ya, udah diatur hari lain aja, Firman tidak keberatan.

Wednesday, January 28, 2009

Lupa

Aku lupa hari ini ngapain? Soalya nulisnya sudah tanggal 2 Februari.

Aku memperoleh kiriman tulisan dari Oeoet angkatan 83, Kisah Sepenggal Sisir Raksasa, bagus banget untuk aku masukan ke dalam blog yang telah menerima hampir 1.000 kunjungan.

Tuesday, January 27, 2009

2 Kejutan dalam Sehari

Pukul 13 lebih aku sampai di kantor Endang di Gedung Gajah, tidak ada orang kecuali Ati. Kuminta Ati mengambilkan salah satu buku 50 tahun untuk kulihat.

Lembar demi lembar kuperhatikan ketika Ati bertanya “Mau minum apa pak?”
“Cendol” pintaku. Ternyata tidak dapat dipenuhi dan penggantinya secangkir air putih.

Saking asyiknya melihat buku sampai aku sampai lupa siapa yang datang terlebih dahulu, Reri atau Endang bersama Nur, ah tak perlu dibahas. Ada Nur konsumsi terjamin. Benar kan tak lama kemudian Nur bertanya”Men, elu mau mesen apaan?”.
“Nggak usah Nur, aku udah mau pergi”.

Yang menarik adalah foto bersama Laskar Timbuktu, kami semua memakai atasan putih padahal foto aslinya baju Crista berwarna krem dan bajuku biru muda, perut buncit jadi sedikit langsing, nggak perlu fitness kayaknya, dagu lancip bisa dipantesin, nggak perlu operasi plastik kayaknya, muka jadi mulus, nggak perlu ke salon kayaknya, keringat terhapus, nggak perlu sapu tangan kayaknya dan ** menjadi sedikit mengecil, kalau yang ini berdasarkan pengakuan, rahasia Laskar Timbuktu tidak boleh dibeberkan.

Kami berencana mengadakan syukuran sekaligus launching sekaligus penjualan langsung, hari Sabtu bulan Pebruari, tanggal 7 atau tanggal 14, belum ada kesepakatan, biarlah urusan ini Darma Wanita Laskar Timbuktu yang memutuskan.

Tidak seperti biasanya Endang mengantarku sampai depan pintu sehingga kami dapat saling berterima-kasih atas terbitnya buku 50 tahun Smandel, ah sungguh mengharukan.

Setelah 50 tahun baru kali ini, benar-benar sebuah kejutan.

Kejutan kedua ketika membuka email, Ines meletakan jabatannya hari ini juga seolah tidak bisa ditawar.

Kalau Akmal berkenan Ines bisa dibuat cerita yang berjudul Wanita Gagah, coba saja penggantinya harus 3 orang, lelaki semua, dan mungkin akan bertambah dan terus bertambah.

Ines yang menyemangatiku untuk membuat blog, Didot yang menyadarkan pentingnya blog untuk mendokumentasikan tulisan, BKL tiba-tiba membuatkan dan mengirimkan passwordnya. Blog yang dikompori Ines kini hampir 1.000 kali menerima pengunjung.

Andai aku bisa bersalaman dengan Ines sambil mendengarkan alunan Paul, Peter & Mary kesukaan kami, akan kuucapkan “Ines, terima kasih ya dan maaf ya aku sering merepotkan”

Monday, January 26, 2009

Gong Xi Fat Chai

Setelah mengantar Karris ke Bulungan untuk pertandingan basket Tarsat aku kembali ke rumah. Makan siang terlebih dahulu sebelum ke rumah Tri Baktiani.

Dengan memakai kaos merah yang kubeli di Bandung warna cilong agar senada dengan hari Imlek. Melalui Narogong yang lebih singkat dan ternyata macetnya minta ampun..... Penyebabnya ada keramaian di Kampung China. Rencana bergabung dahulu dengan teman-teman di kantor Eni Damayanti di Canadian broadway kubatalkan. Sampai di rumah Tri jelang 14:00 tak lama kemudian Wati bergabung.

Kondisi Tri kurang menguntungkan, pasca operasi tumor otak di tahun 2004, tumor tersebut tumbuh kembali bahkan menembus tengkoraknya sehingga terlihat kepalanya agak panjul, ditambah 2 tumor baru yang telah menyatu di bagian kanan.

“Coba tebak Chormen dimana?” begitu kata Wati. Tangan kanan Tri mengarah kepadaku yang meleset sepuluh derajat.
“Gue hanya bisa tahu dari suaranya”, artinya pengelihatannya sudah menurun karena terkadang hitam, terkadang putih, sekarang lagi putih lanjutnya.

Karena lelah menunggu Eni, Marlina, Uni, Erlin dan Heppy 15:15 Tri minta dibopong suaminya istirahat di kamar, karena kondisi bagian kiri tubuhnya lemah sekali. Suaminya kemudian minta ijin untuk membeli rokok, jadilah kami penjaga rumah sementara.

15:30 kami berpamitan karena harus menjemput Karris sementara Heppy dkk sedang asyik makan bersama di kantor Eni. Pukul 16:00 hpku berdering dari Heppy yang menanyakan alamat Tri, belum sampai juga ternyata.

Aku terpaksa menelpon ke rumah untuk meminta kesediaan istriku menjemput Karris karena menuju gerbang Kota Wisata macet sekali, mobil berderet sampai 3 lapis seperti lapis legit. Tri menelpon, yang kumaksud Tri Gepeng yang menyusul membezoek.

Wati turun di Mal Metropolitan, akhirnya aku sampai ke rumah juga sebelum magrib, walaupun sudah pukul 18 lewat. Di mobil Wati bercerita bahwa obat yang Tri minum hanyalah pengurang rasa sakit yang mungkin suatu saat akan imun. So ...... perhatian teman-teman sangatlah dibutuhkan.

Tugas Kebersihan

Aku dan Inka pukul 8 pagi mengantar Karris ke Gelanggan Remaja Bulungan karena ada upacara pembukaan turnamen basket Tarsat, dia masuk tim B dan bagian kebersihan. Katanya dia mulai bertanding esok, hari ini tugas kebersihan. Sudah bayar mahal-mahal masuk sekolah untuk bagian kebersihan. Seragam bagian kebersihan kaos oblong putih celana pendek biru.

Mau menunggu di Cut Mutia jalanan di Sudirman tertutup untuk hari bebas kendaraan, minggu ketiga setiap bulannya. Meluncurlah mobil ke Bitaro.

Karris sms minta dijemput agak lama, ingin menonton pertandingan basket rasanya. Sudah menikmati sekolah di Jakarta kayaknya.

Sunday, January 25, 2009

Mc. Giver

PC di rumah hang lagi padahal Karra harus menyelesaikan tugas bahasa Indonesianya, mau ke Young Versa ngantuk banget akibat kurang tidur.

Aku pisahkan CPU dari pasangan kerjanya, sudah siap untuk di bawa ke toko komputer anaknya pak RW, tidur dulu ah enaknya.

Bangun tidur sore aku coba memperbaiki si PC, rasanya kalau hang tidak muncul gambarnya sama sekali kemungkinan karena RAM tidak melekat dengan sempurna. Kalau diperhatikan dari bunyinya sepertinya si RAM belum menyangkut juga.

Sehabis magrib aku bawa ke Young Versa, sesampainya langsung dicaba dengan menggunakan monitor, bekerja dengan sempurna. Salahnya kenapa tadi di rumah hanya mengandalkan perasaan saja tidak menggunakan monitor.

Karra selesai mengerjakan tugasnya, dia ingin berfesbuk saat akupun ingin, bapaknya mengalah lagi.

Wednesday, January 21, 2009

Kukira Kartu Kredit

Laporan pajak terakhir bulan Desember. Tidak seperti biasa kali ini ramai sekali, di Mataraman aku harus menunggu setengah jam sebelum memperoleh bukti penyerahan laporan. Kesempatan ini kupergunakan menuju lantai 4 untuk mendapat NPWP yang kuajukan 28 Desember tahun lalu, tanggal 5 Januari bisa diambil kata sang petugas.

Saat kuambil ternyata kartu NPWPnya miip kartu kredit dan tertera terdaftar 14/01/2009 artinya baru Maret 2010 wajib lapor.

Di Kantor Pajak Menteng 1 lebih gila lagi aku datang jam 14:30 baru selesai pukul 16:00 padahal harus menjemput anak-anak. Mereka lebih memilih naik bis daripada menungguku walaupun sampai di rumah tidak jauh berbeda.

Tuesday, January 20, 2009

Hujan Deras

Hujan deras sekali, Inka sampai takut mengantar ke sekolah, anak-anak juga takut kalau yang mengantar mamanya, jadinya aku juga yang mengemudi.

Monday, January 19, 2009

Masih di Bandung

Karena nggak mau rugi, pagi hai aku latihan fitness di hotel, alatnya lumayan bagus, tak berapa lama mereka menyusul ke lokasi fitness, bukan untuk latihan tapi menyerahkan laptop dan merekapun sarapan pagi di hotel. Pelatih fitness merangkap anggota pasukan pembersih, mamang-mamang Sunda.

Setelah lumayan berkeringat aku istirahat di kamar sebelum mandi. Setelah mereka kembali Inka dan aku berjalan-jalan di sekitar hotel, mampir di toko roti, melihat menu restoran di sepanjang jalan yang kulalui, ada warung steak dan yoghurt, murah, Suis, lumayan murah. Kembali ke kamar mampir di mini market untuk membeli minuman kaleng yang buy 1 get 1.

Di lobby ada internet yang lemot banget, mau berfesbuk nggak bisa tuh! Bercanda di kamar sebelum check-out.

Parkir di Grande untuk membeli pakaian, aku tidak membeli karena semalam dapat 2 kaos di Yogya Ciwalk, salah satunya I am Peter Parker. Karra dan Inka masih memasuki beberapa FO sementara aku dan Karris menunggu di Grande.

Ke Kartika Sari sebelum ke Ciampelas, rencana mengantar Inka membeli celana jeans yang ada aku membeli ransel laptop seharga 129.900,-, murahlah dibandingkan dengan di Jakarta.
Ditantang makan menu nasi goreng double portion di Platinum, nggak lah! Karris untuk ketiga kalinya memesan Combo Steak.

Di perjalanan pulang anak-anak pada manyun soalnya mikirin tugas sekolah.

Sunday, January 18, 2009

Ke Bandung

Jam sepuluh berangkat ke Bandung, mencari hotel dapatnya di Grand Setiabudi hotel & apartement. Kamarnya bagus dengan rate Rp1.240.000++ namun diskonnya 65%.

Jam 15:00 pergi ke Paris van Java, biar pernah kesana, rada-rada mirip dengan yang di Ciampelas. Anak-anak hanya beli minuman dan dilanjutkan ke Ciampelas untuk beli kaos dan makan di Gokana.

Sebetulnya ada penawaran dari Platimum yaitu makan nasi goreng 2 porsi dalam waktu 15 menit sendirian dan kalau berhasil mendapat tepanyaki set.

Sampai hotel berenanglah anak-anak di air dingin, mandi di shower. Sampai kamar bada shalat aku bersiap tidur, jam 12 malam bangun. Tempat tidur terasa sempit karena tidur bersama Karris yang menguasai sang tempat tidur. Bahkan tidurnya sambil melipat tangan.

Pingin tidur lagi ach!

Saturday, January 17, 2009

Panca jadi Presiden

Setelah mengantar anak Inka ke Bintaro, dilanjutkan dengan menjemput Karra, sementara Karris aku jemput setelah acara pertemuan dengan Endang, Reri, Vini dan Panca membahas launching buku 50 tahun.

Panca punya cerita kalau dia di Smandel pernah dimarahi bu Mariana karena ketika ditanya cita-cita di tulis jadi Presiden, kok cita-cita jadi Presiden yang nggak-nggak aja? Kan cita-cita harus digantungan setinggi langit, cita-cita jadi Presiden dimarahi oleh bu Mariana.

Sahabatnya juga dimarahi karena bercita-cita jadi Menteri Pertahanan, ketika ditanya jawabnya “Kan Presidennya Panca dan Panca mengangka saya jadi Menhankam”

Foto laskar timbuku bagus banget, hanya sayang foto bersama aku masih memakai baju biru muda dan Crista krem, padahal Vini sudah merubah warna baju kami menjadi putih, menghilangkan keringat Ian, muka-muka menjadi mulus, perut jadi ramping, dll. Padahal Vini sudah keluar 500 ribu. Tahu begitu uangnya buat beli baju putih. Di edisi berikutya bajuku dan Crista berwarna putih dan orangnya langsing-langsing. Jadi nggak perlu fitness nih jadinya.

Friday, January 16, 2009

Inka ultah

Pagi-pagi mengucapkan selamat ultah kepada Inka. Anak-anak berpura-pura cuek, bersiap sekolah sperti biasa. Ketika mau berangkat diserahkan kado dari mereka untuk mamanya, seneng? Iyalah. Oh iya SPG yang menjual baju masih ingat dengan kami sampai-sampai ukuran baju Inka sampai hafal. Ingatannya kayak gajah kata mereka.

Berhubung kue ulang tahunnya belum beli jadi lilin kecil ditancapkan ke jeruk kecil, lalu acara tiup lilin seadanya.

Hari ini Inka yang mengantar anak-anak, ternyata ada kabar kalau Karra libur, banjir gitu loh! Tarq! Balik dari mengantar Karris sang kakak melanjutkankan tidurnya sampai siang.

Menjemput Karris lalu membeli kue tart di MM, double chocolate, di mobil dinyalakan dan masuk rumah menyanyikan selamat ulang tahun dilanjutkan dengan meniup lilin.

Makan-makannya nanti kalau ke Bandung, hari Sabtu rencananya.

Wednesday, January 14, 2009

Off-road ria

Nganterin anak-anak dibawah siraman hujan yang cukup deras, sampai di sekolah Karris aku meminta tolong pak satpam memayungi Karris daripada kebasahan.

Motor banyak parkir di depan gang Langgar pertanda banjir di sekitar Pulo Raya, benar juga untung masih bisa dilewati Kijang. Karra terpaksa kubangunkan untuk segera turun karena khawatir terperangkap di sekolahan kalau air semakin naik, pagi-pagi sudah beroff-roadria.

Menjemput anak-anak bersama, dengan acara membeli ban untuk Kijang, setelah itu ke Carrefour MT Haryono untuk membeli 4 buah lampu hemat energi, termos minum Karris, jajan empek-empek dan somay.

Inka masuk ke sekolah menjemput Karris, nggak kelihatan dan tiba-tiba Karris sudah ada di depannya. Karra dijemput di rumah temannya di Cipayung 2 karena mengerjakan tugas bersama.

Alamat yang sulit ditemukan sampai akhirnya Karra menunggu di pinggir jalan, tiba-tiba Karris melihat seseorang memakai jaket Adidas putih seperti miliknya “Eh, jaketnya kayak punya aku”. Dan ternyata bukan saja mirip tetapi memang miliknya, yang sedang dipinjam Karra.
Karra bercerita bahwa tadi dia sudah sampai di kelas pukul 6:19 harus menyalakan lampu karena menjadi yang pertama datang. Sampai 7:30 hanya berdua dengan temannya. Ya, daripada mobilnya kejebak banjir

Tuesday, January 13, 2009

Beli kado

Sebelum masa berlaku berakhir Inka mengurus SIM di Bekasi, nggak lama katanya cuma sepuluh menit menunggu.

Siang aku menjemput anak-anak, mereka bersemangat ingin pulang segera. Pertama kujemput Karris, setelah itu Karris mengirim sms kepada mama bilang bahwa ada latihan defile mendadak jadi pulang jam 3 sore, setelah menjemput Karra kami pergi ke MM untuk membeli kado mama yang sebentar lagi berulang tahun.

Mereka membeli 2 potong pakaian hadiah ulang tahun dari mereka. Senang sekali deh bisa membantu mereka membahagiakan dan memberi kejutan di ulang tahun mamanya.

Monday, January 12, 2009

La Tahzan

Inka mau mengantar anak-anak tapi minta temenin, bukan hanya itu minta disetirin. Akhirnya satu keluarga pergi. Hujan cukup lebat. Karris diturunkan di depan sekolah

Ke Gramedia beli La Tahzan, ada yang bilang buku yang memang pantes dibeli, aku sudah beli tapi belum sempat membacanya, katanya kan pantes dibeli bukan pantes dibaca.

Sunday, January 11, 2009

Supir tembak

Sulis ada acara jadi tidak bisa ikutan pembubaran panitia di tempat peristirahatan mbak Toety di Parung, kalau nggak ada teman bisa-bisa aku nggak berangkat, jauh tenan. Endang termasuk yang ragu-ragu pergi-nggak-pergi-nggak, nggak pergi juga. Acing dan Titi bilang kalau aku mau barengan mereka ikutan pergi. Ya udah aku akan ke rumah mereka di Cibubur.

Endang berubah lagi kini dia ngajak bareng, ketemuan di Gelael. Sampai Gelael Vini ternyata masih di Permata Hijau, dia mau ikutan Didot.

Dijemput Endang bersama anak bungsunya, dia nggak mau aku setirin. Menjemput Reri di Tamini, ketemuan sama Acing di Setopan Sentul, baru beriringan ke Parung.

Acing nyetirnya gila banget, pindah jalur kiri-kanan-tengah, bener-bener kayak supir tembak, maklum jalanan macet atau memang tabiatnya begitu.

Berangkat dari rumah jam 11:00 sampai Parung jam 14:30 saudara-saudara, makan dikit-ngobrol dikit, foto dikit, pulang deh. Endang tetap mau menyetir sendiri kali ini penunjuk jalan Ade Fajar lewat Lebak Bulus, dan hasil penilaian kami, Ade lebih pantas jadi supir tembak ketimbang Acing. Ranking Acing turun.

Saat tertinggal oleh mobil Ade, Endang nyetirnya jadi brutal, menyusul angkot sambil nelpon, untung nggak megang Blackberry bisa-bisa nyetir sambil main fesbuk.

Gelar supir tembakpun berpindah, kini Endang yang pantas menyandangnya.

Ada yang perlu ditambahkan sedikit aja. Waktu di Parung Vini melihat pohon rambutan yang berbuah ranum. "Om enak banget rambutannya".
"Ya udah petik aja pakai gala"
"Bukan begitu, Vini bukan mau makan buahnya tapi ..... mau manjat pohonnya"

Sampai rumah langsung pergi lagi ke Berlan bareng istri dan anak, memperingati satu tahun meninggalnya ibunda tercinta.

Tri Baktiani

Pagi-pagi Lucy Schambach sudah berfacebookria mngerimkan foto berkumpulnya bersama Uun, Yenny dan Ika. Pagi-pagi juga Rosana mengirim sms meminta nomor telpon Wati Karlinovia, yang begitulah teman2 yang menggangap diriku buku telpon berjalan. Terima sms jawaban “Tks. Ya, sgr d.” 06:29:35

Rosana dan Wati seperti ingin membuat janji untuk membezoek Tri Baktiani, konon ada benjolan di kepala.

Saturday, January 10, 2009

Wiskul Dunkin

Bayangkan jam 05:30 Endang sudah mengirim sms kepada laskar timbuku untuk rapat jam 9, 10, atau 13. Hpku berdering pukul 6:30 menanyakan posisiku, setelah menurunkan Karra kuhubungi bu de yang sedang menuju Snapy untuk fotocopy, “Men, kita ketemuan di Dunkin Tebet soalnya Snapy belum buka.”

Ditemani coklat hangat dan crossant baso dan keju yang dipotong jadi 2 untuk dimakan bersama, Endang minum capucino kayak karena dia datang dan mesan minum duluan. Urip bergabung sebentar, masih belum mandi, Endang.....? Belum mandi juga.

Masih cukup banyak naskah buku 50 tahun yang musti dibenahi termasuk 3 alinea pegantar untuk profil, laskar timbuku dan foto generasi ke generasi. Pengantar tim buku bagus banget, kami puas, hasil kolaborasi the O dan the E.

Fayandi yang ingin membantuku mendesain rumah menghubungiku berkali-kali meminta gambar, pososinya di Badan Narkotika Nasional, akhirnya janjian bertemu di Carrefour.

Eh, Endang ada yang kelupaan untuk membuat pengantar jejak kisah, mana nggak konsentrasi, akhirnya memang kami nggak srek dengan tulisan dadakan, biar temen yang lain yang membuat.

Kuserahkan gambar rumah ke Fayandi yang mendesain rumah Edi Suheri, semoga hasilnya bagus.

Friday, January 9, 2009

Stand-by

Karra libur, aku menjemput Karris jelang 13:00 ketika sampai Halim dia sms minta dijemput setelah 15:00, mampir deh ke Carrefour MT Haryono, saat mencari ban ketemu dengan bang Jul yang mau ganti ban. Saat mau mengambil kartu nama ketemu pak Anton teman satu rombongan haji Bapekis yang mencari tanaman. Kok bisa kebetulan begitu ya?

Waktu masih cukup banyak, cita-cita hanya mau melihat saja eh kecantol sama tas laptop berharga 99.900,- Sewaktu bayar di kasir harganya 109.000,-. Dibayar aja pak nanti kelebihan harganya diambil di Informasi.
Prosesnya cukup lama karena ternyata ada 2 ukuran 17” dan 15”, yang aku ambil 17” sementara harganya tidak ada dan yang kubutuhkan hanya 15”.

Banyak mendapat telpon penawaran kartu kredit dan KTA kredit tanpa agunan.

Seperti biasa malam ini ada acara Wiskul kali ini di Karebosi Kelapa Gading, sudah ingin sekali kesana apalagi tempat janjian ketemu dengan Firman E80 nggak jauh dari area Wiskul. Ternyata Firman sibuk.

Bu de Endang telpon minta tolong bantuin ngedit terakhir buku sebelum naik cetak ditambah minta tulisan pegantar foto keluarga, laskar timbuku, dan profil alumni. Sebelumnya file harus dicetak oleh Bayu.

Siapapun orangnya pasti lebih mendahulukan membantu penyusunan buku yang terbit 50 tahun sekali apalagi Wiskul kan tiap bulan terbit.

!9:00 bu de telpon bahwa mencetak perlu 3 jam jadi aku berusaha tidur dulu tapi nggak bisa. Sms kukirim 22:00 bahwa aku perlu waktu 30 menit untuk menuju Mc Donald Saharjo, eh proses pencetakan belu selesai, apalagi harus difotocopy dulu. Besok pagi aja, begitu keputusan terakhir Endang.

Thursday, January 8, 2009

Sertifikat rumah

Aku nulis di depan CCF, Karra masih tidur. Tadi mengisi bensin di samping Goro ada motor ditabrak angkot untung pengemudi motor nggak apa-apa. Si supir angkot bilang “Abis nggak kelihatan” bernada keras, bukannya minta maaf.

Tawaran kartu kredit platinum berdatangan dari BII barusan waktu di jalan dari UOB, dulu pernah aku mengajukan kartu kredit ditolak-tolak sekarang seolah diobral.

Dari kantor notaris mengambil sertifikat rumah di Cipete bareng Inka, bayar lumayan murah hanya 4 juta untuk transaksi jual beli dan balik nama, mudah-mudahan sih nggak berpindah tangan alias nggak harus dijual.

Setelah itu mengambil gambar rumah pakai Kodak untuk di berikan kepada Fayandi teman Smandel yang seorang architect.

Wednesday, January 7, 2009

Bintaro


Inka mengantar anak-anak lagi lantas dia menuju Bintaro ke rumah papa, Yanti sedang menghabiskan masa cutinya, Dea juga kesana, Chandra nggak mau ketinggalan.

Sampai rumah kembali jam 4 sore dengan membawa seikat rambutan yang segar dan enak tenan bawaan Dea serta fruit cake bikinannya.

Siang sempet chatting dengan Pipi dan Anti yang adik berkakak, kata Anti sekali tepok dapet satu keluarga. Anti lagi batuk pilek yang kubaca dari statusnya di FB.

Malam dapat sms dari mbakyu Toety yang mengundang pembubaran panitia F8, padahal buku 50 tahun belum selesai kayaknya.

Tuesday, January 6, 2009

Angkot

Waktu aku kirim foto Apadela sudah melampaui tengah malam. Dalam proses mengirim data sebesar 10 MB ternyata Kican sudah berhasil mengedit salah satu foto kami dengan sentuhan color balance, foto yang tampak tua itu cerah kembali, hebat benar.

Inka yang mengantar anak-anak ke sekolah, menurut keputusan gubenur hari ini sudah dimulai jam sekolah lebih awal yaitu 06:30, sedangkan aku berusaha tidur kembali dan ternyata tidak sukses. Endang jam 7 pagi mengagalkan niat tidurku, dia minta tolong untuk mewawancara pak Ugi, dipikir aku sudah beredar ke Jakarta. Tak lama kemudian editanya tentang pengantar foto sudah kulihat dalam inbox email, luar biasa.

Menjemput anak-anak bersama Inka, aku turun di Mega Bekasi untuk potong rambut, sudah gondrong banget. Sekarang tambah keren, jadi inget bu Hanifah saat melihat penampilan baruku setelah potong rambut “Kamu keren sekarang”.

Potong rambut di Nikita, lumayan bagus, pulang rencana naik Mikrolet karena belum pernah kutanya kenek Mikrolet 25, jawabnya nggak ada yang ke Kemang Pratama dari depan Giant kalau mau nanti nyambung dengan 02 di lampu merah. Aku jalan sampai lampu merah, ternyata dalam perjalanan banyak sekali Mikrolet 02 lewat, eh angkot kali ya.

Berhubung baru sekali naik, aku membayar ongkosnya menggunakan uang 10 ribuan kembali 7 ribu, walaupun baru sekali aku bisa menduga ada yang nggak beres nih! Dari Goro 3 ribu ya? Saya kira dari terminal. Aku mendapatkan seribu lagi dari tangannya. Dari depan komplek pulang jala kaki.

Malam hari Rudy Suwarno menghitamkam rambutku, alisku, kumisku, tanganku, jidatku, pipiku, pundakku. Maklum cat rambut cair jadi menetes kemana-mana.

Monday, January 5, 2009

Mak Uwok

Hari terakhir liburan sekolah, bada subuh Karris mengeluh katanya nggak bisa tidur, Inka juga, yang manteng aja sekarang, masih di tempat tidur, cuma Karra.

Ada arisan keluarga papa dan mama di Cut Mutia, jam 11:30 rencana berangkatnya. Inka lagi ke Hero sementara aku masih mengantuk walau sudah meminum kopi pas nescafe, belum sarapan.

Bambang yang pernah mengalami operasi di bagian kepala juga datang lengkap dengan kusi roda dan susternya, ikutan mendengarkan mereka berkaraoke, mengapa kusebut mereka karena aku nggak ikutan nyanyi, mulutku hanya memamah-biak mulai dari bakso, nasi bakar, asinan, aneka kue, buah dan minuman.

Sampai di rumah rencana mau tidur agak cepat tidak terlaksana yang ada malah main facebook mengajari Inka dan Karris.

Jam sepuluh malam lebih hpku berbunyi, aku menduga telpon dari Endang Mariani dan ternyata benar, dia lagi di tempat Kican. Minta pertolonganku membuat narasi yang menjelaskan siapa mak Uwo yang selalu disamakan dengan guru matematika ibu Siti Hanifah. Endang bercerita pada saat sekolah pernah ada yang memanggil bu Hanifah dengan nama mak Uwuk, tanpa diduga beliau balik badan dan marah-marah bahkan menangis “Mentang-mentan saya jelek”, padahal Wolly Sutinah nama asli bintang filem mak Uwok kan tidak ada jelek-jeleknya. Daripada susah-susah mending aku kirim fotonya mak Uwok eh bu Hanifah.

Ternyata juga Endang kehilangan tulisanku pengantar foto jadul keseluruhan dan jadul angkatan 71-80, dan Apadela.

Sunday, January 4, 2009

Resepsi di Bogor

Undangan pernikahan anak Erlina Prihatingsih rasanya hari ini, kusms Heppy meminta sms yang pernah dikirimkan kepadaku yang datang hanya jawaban “datang”. Aku menjadi yakin hari ini setelah mengubungi Iriana yang tengah mengajar.

Jam sebelas kularikan mobil menuju tempat resepsi di gedung Biotrop, Bogor, bersama keluargaku, mereka kuturunkan di pertokoan tas di Tajur, yang belakangan kutahu bukan desa Tajur yang memiliki permainan outbound yang mereka bayangkan.

Pak satpam memintaku memarkir kendaraan di tempat yang ditunjuk, di dalam penuh katanya, “ke pernikahan Dini?”, wah aku nggak tahu nama anaknya siapa?.

Suara Fayandi memanggilku ketika memasuki ruangan, sudah ketemu satu orang, berikutnya, Marlina, Uni, Iriana & istri, Heppy, Manzilah & suami, Erlinawati & anak. Ketika kami difoto dengan mengunakan kameraku Manzilah bilang “masuk koran nih foto kita”.

Setelah menjemput Inka dan anak-anak, kami menuju MP untuk makan makroni panggang, mereka sudah kenyang karena makan siang di Tajur. Ketika ingin memarkir kendaraan kami melihat tukang parkir nggak mau dibayar “Hebat! Baru sekali aku melihat, tapi kalau kita kasih 50 ribu diambil nggak ya?’ kata Karra.

Coklat hangatnya jauh lebih enak dibandingkan dengan di Puncak Pas, Karris chocolate float, Karra coklat dingin sedangkan Inka goyobot, goyobotnya enakan di Dapur Sunda kalau aku bilang.

Sampai rumah berfesbuk-ria, Karris aku buatkan, teman Inka sudah semakin banyak, repot juga ngajarinnya.

Minum Wood obat batuk 2 kali sebelum tidur, niat mau tidur malah nggak bisa tidur sampai pagi, bukannya obat batuknya mengandung obat tidur.

Saturday, January 3, 2009

Facebook

Aku dan Inka ke Mega Bekasi membeli kacamata buat Inka dan rencana potong rambut. Potong rambut nggak jadi karena tukang potongnya hanya satu yang tengah menata rambut seorang wanita.

Pagi hari dikejutkan oleh fesbuk, bayangin seorang artis Yessy Gusman meng-add aku, karena aku berteman dengan Harry Kiss atau karean satu almamater di UI?.

Inka minta dibuatkan fesbuk dan sudah berteman dengan Rina Samsu. Sedangan aku baru saja berteman dengan Hadi Busono yang sudah lama menghilang, dia saksi hidup bersama Vivi dan Iva ketika kami ke Malioboro, ketika itu aku membeli ......... lihat aja sendiri tulisanku di blog, cari dong! Usaha gitu loh.

Friday, January 2, 2009

Malam tahun baru 2009

Teng 00:00:00 kembang api bermunculan di RCTI di kamar sementara di ruang keluarga Harry Potter masih beraksi, ingar-bingar (ini kata yang cukup diperdebatkan antara Sulis dan Endang saat mengedit buku Yaasiin alm. Danar yang belakangan malah masuk ke dalma buku 50 tahun) di luar dan kilatan kembang api tiada henti memancing kami keluar rumah.

Aku berjalan menuju arah sungai, di area terbuka langit malam terasa ceria, kembang api bermuculan dari segala arah, seolah saling berlomba untuk berpesta. Puluhan bahkan mungkin lebih seratus motor parkir di taman sepanjang kali antara jembatan dan KP3, baru tahu ternyata ramai juga kalau tahun baru di kompleks.

Sepuluh menit berlalu, kembang api masih bermuncul sesekali, tukang trompet bermotor, bersepeda dan berpikulan mulai mejauh, masih banyak dagangannya, romannya tidak laku. Rombongan motor dan mobil yang diparkirpun mulai menyusut. Yang menarik hatiku adalah rombongan keluarga dengan 3 motor dekat tempatku berdiri di samping cemara dekat pos satpam, aku sedikit menjauhi mereka sehingga bisa kuhitung jumlah kepala, 10, kuhitung lagi 9, kuhitung lagi 9, sampai akhirnya aku yakin ada sepuluh orang termasuk 2 bayi. Mereka duduk beralaskan koran mungkin tujuannya menanti si kembang api.

Pak Cip yng menyalamiku mengucapkan selamat tahun baru sudah kembali ke rumah bersama anak istrinya, pilot gaek yang masih menerbangkan pesat cilik di Irian, orang yang ramah pensiunan karyawan Mobil Oil.

00:15 kembali ke dalam rumah, minum decolgen untuk bersiap tidur, anak-anak menonton Davinci Code, bada subuh mereka tidur lagi semetara aku berfacebook-ria dengan mengirim foto tim buku bersama 9 kepala sekolah pendahulu. Tim yang kerap membuat sejarah, pertama loh 9 kepsek berfoto bersama.

About Me

My photo
Mau tau tentang the O. Caranya gampang. Ketik REG the O kirim ke 08 81 Anda akan mendapatkan aktifitas keseharian saya. Oh, iya sms yang anda terima langsung dari hp saya Untuk berhenti berlangganan Ketik UNREG the O kirim ke 08 81