Pukul 20an Budi menghubungiku, "Men, anak-anak (kawan-kawan red) gue tungguin pada nggak dateng ya?". Aku katakan mungkin mereka lagi sibuk, akupun menawarkan untuk menelpon rumah Budi dalam rangka menghemat pulsanya.
Kuhubungi berkali-kali tetapi tidak ada yang menyahut, mungkin saluran telepon itu sudah terputus, lantas kuhubungi selulernya, yang mengangkat Nafi, putra tertua yang duduk di kelas 1 smp, "Om, bapak pingsan lagi!". Apa? Pingsan lagi?.
Aku coba hubungi Restu untuk menceritakan kejadian ini, "Apa kita ke rumahnya aja ya?" respon positif Restu yang turut khawatir karena Budi belum mengenal tetangga, malam hari dan anaknya masih kecil-kecil.
Singkatnya malam itu kami berkunjung ke rumah baru Budi, "Kalau perlu dibawa ke rumah sakit, kita bawa aja ke rumah sakit!", ajak Restu ketika kami dalam perjalanan.
Di rumah ini Budi dan keluarga, 6 kepala, menempati sebuah kamar ukuran 2 x 3 meter, sebuah ranjang queen size, lemari dan perangkat komputer yang terlihat belum pernah dioperasikan lagi, tabung oksigen dan selembar kasur menyesaki kamar itu. Keluarga besar ini tidak tinggal sendiri, rupanya kakak tiri Budi, perempuan, bersama keluarganya juga pindah kesini, kalau tak salah hitung 5 kepala. Ada sisi positif kalau ada apa-apa dengan Budi, keluarga kakak tirinya bisa bertindak.
Budi mengaku tidak pingsan hanya saja kondisinya lemah sekali, selama kami menemani Budi hanya terbaring tak berdaya. Daging yang membungkus tulangnya tipis sekali, sudah tidak berlemak bahkan mungkin sudah tidak berprotein, kelihatan tua banget. Tiba-tiba Budi memanggil Nafi untuk memasangkan peralatan oksigen, diatur dengan pengeluaran sebesar 3,5 liter permenit, dengan kondisi seperti itu sebuah tabung hanya bertahan sekitar 3-4 jam. Budi hanya memakai sebentar untuk menghemat isi tabung. Tabung tersebut setiap hari diisi ulang di Rawa Semut oleh sang istri dengan ongkos kendaraan umum yang cukup lumayan.
Seingatku ide dasar berdirinya Dana Sosial adalah meminjamkan peralatan medis dari inventaris kepada kawan yang membutuhkan, almarhum Tati pernah merasakan manfaatnya. Tinggal membeli 2 tabung oksigen, Budi bisa juga merasakan manfaatnya, paling nggak sang istri tidak harus setiap hari mengisi ulang. Oh iya, rasanya regulator oksigen kita bahkan pernah dipinjamkan ke angkatan lain, untuk perawatan Danar angkatan 80. Kalau angkatan lain saja kita urusi, masa sih angkatan kita sendiri tidak?.Selain itu Budi membutuhkan kursi roda.
Ayo Mahendra sang Ketua Dana Sosial turun tangan, kami yakin kalau sang ketuanya turun tangan semuanya pasti beres, kita tidak bisa bilang lagi "Belandanya masih jauh", karena orang yang di Belanda aja sudah turun tangan!.
Setengah sepuluh malam kami pulang, dan terus mendoakan semoga kawan kita lekas sembuh. Sebelumnya Restu meninggalkan nomor selulernya kepada Nafi, siap untuk dihubungi kapan saja.
Total Pageviews
My Diary
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
About Me
![My photo](http://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYLhl_PEqkSOEMdXtSXBtJ6zK4BqCJcmSEFsUNWioyK6gLKHc5Ak27dCIaCUHTRysWRMdiYg5C7iyLSLNZUps1xlW3Cjn35KUJn80WWhHPINpKfTU_JGyKMqnxVaxiv-M/s220/Subuh02.jpg)
- the O
- Mau tau tentang the O. Caranya gampang. Ketik REG the O kirim ke 08 81 Anda akan mendapatkan aktifitas keseharian saya. Oh, iya sms yang anda terima langsung dari hp saya Untuk berhenti berlangganan Ketik UNREG the O kirim ke 08 81
No comments:
Post a Comment